Rabu, Juli 15, 2009

Serba Serbi Kembang Api

Suara dan variasi warna meriah yang dihasilkan oleh letupan kembang api pada saat momen tahun baru, mampu memukau setiap orang yang melihatnya. Namun tahukah Anda, ada banyak bahan aneh yang menghasilkan keindahan kembang api. Apa sajakah itu?

Sejak lama, orang memperdebatkan komposisi yang terdapat dalam kembang api. Mulai dari alumunium hingga pelumas, bahkan racun tikus, disebut-sebut termasuk dalam bahan pembuat kembang api. Hasil penelitian ilmuwan berikut menyebutkan beberapa bahan penting yang ada dalam sebuah komposisi kembang api yang dikutip dari Live Science, Kamis (16/7/2009).

Dalam kembang api terdapat campuran bubuk hitam. Bahan kuno yang diklaim merupakan hasil penemuan China beberapa abad lalu ini pada dasarnya merupakan bubuk senjata yang telah dimodififkasi. Bahan ini membuat kembang api bisa melesat di udara karena menciptakan tekanan pada gas yang terperangkap dalam tabung atau mortar tempat kembang api keluar.

Tempurung kembang api pun mengandung campuran bubuk yang menghasilkan bunyi ledakan dan siulan panjang pada saat kembang api meledak di udara.

Ledakan keras dan siulan panjang dihasilkan oleh kombinasi bubuk flash. Salah satu bubuk flash termasuk jenis yang sering digunakan untuk pencahayaan dalam fotografi. Efek yang dihasilkan merupakan kombinasi bahan logam yang berfungsi seperti bahan bakar dengan zat kimia yang membuat oksigen untuk menyulut bahan bakar.

Kombinasi yang berbeda-beda antara bahan logam dan oksida menghasilkan susunan suara yang beruntun dan terdengar meriah. Selain itu, bahan pengawet makanan dan pelumas juga turut memberikan warna dalam variasi suara kembang api.

Lalu bahan apa sajakah yang menciptakan warna-warna indah yang dihasilkan ledakan kembang api? variasi warna yang ditampilkan kembang api bergantung pada campuran bahan logam yang terdapat di dalamnya.

Diantara bahan itu terdapat bahan tembaga yang menghasilkan warna biru. Campuran strontium dan garam lithium menciptakan warna merah. Alulmunium dan titanium menghasilkan cahaya putih yang membekas di udara. Sementara itu, Barium yang biasa digunakan untuk bahan racun tikus dan pembuatan gelas menghasilkan warna hijau. Terakhir, calcium menampilkan warna jingga dan sodium menampakkan warna kuning.

Perlu diketahui bahwa ketika kita menikmati pemandangan kembang api, kita akan melihat letupan kembang api terlebih dahulu, menyusul kemudian suara letupan yang bersahut-sahutan. Hal ini karena cahaya sampai lebih cepat dibandingkan kecepatan suara. (Sumber: techno.okezone.com)

Cinta Saja Tak Cukup Untuk Mempertahankan Pernikahan

Sebuah pernikahan bisa berakhir dengan berbagai alasan. Dan ternyata cinta saja tak cukup untuk mempertahankan sebuah pernikahan. Seperti yang diungkap dalam penelitian.

Hubungan pernikahan tak selalu indah seperti yang dipaparkan film-film drama atau film kartun anak-anak. Jika Anda berpikir cinta bisa mengalahkan segalanya, sebaiknya simak hasil penelitian berikut.

Sebuah penelitian dilakukan di Universitas Nasional Australia. Sebanyak 2.500 pasangan suami istri diteliti. Mereka diklasifikasi menjadi pasangan yang masih bersama, berpisah (rumah) dan bercerai.

Dari penelitian terungkap bahwa perbedaan umur yang jauh antara suami dan istri ternyata mempengaruhi hubungan pernikahan. Laki-laki yang lebih tua 9 tahun atau lebih dari sang istri memiliki risiko cerai dua kali lebih besar.

Anak juga memiliki pengaruh besar dalam suatu hubungan pernikahan. Pasangan yang memiliki anak di luar nikah, sebelum meresmikan hubungannya biasanya juga memiliki risiko perceraian yang lebih besar.

Latar belakang keluarga juga memiliki andil dalam sebuah pernikahan. Angka perpisahan pasangan yang orang tuanya bercerai lebih banyak 6 persen ketimbang yang tidak.

Jadi ternyata sebuah pernikahan tak hanya harus didasari dengan cinta saja. Namun banyak juga yang harus Anda perjuangkan demi menjaga keutuhannya. (Sumber: detikhot.com)