Jumat, September 04, 2009

Anak yatim membawa berkah

Beberapa tahun yg lalu saya kerja di sebuah taman quran, dengan gaji lk 200.000. Saya nikmati karena saya senang dekat dengan anak-anak.
Di taman quran itu ada anak yatim, karena kasihan saya biayai seluruh bayaran sekolahnya sampai dia lulus. Hal tersebut saya lakukan selama dua tahun lebih tanpa ada yang tahu.(saya bagian keuangan jadi bisa langsung membayarkan).
Alhamdulillah, tdk disangka, waktu iseng melamar PNS malah diterima. Dan beberapa bulan setelah itu saya hamil setelah menunggu selama hampir 8 tahun menanti si kecil. Saya pernah melahirkan tetapi si kecil meninggal usia 6 hari, kemudian hamil kedua bayi tdk berkembang, hamil ketiga di luar kandungan yg juga tdk berkembang sehingga hrs operasi. Terakhir operasi kista.
BAgi saya ini semua anugerah luar biasa, selain ketiga bayi saya yang sudah diambilNYA. Bagi saya ini balasan Allah karena saya sayang anak yatim, dan pasti masih banyak balasan Allah yang lain.
Subhanallah, Allah benar-benar sayang dengan saya, setelah ada yang akan menanti saya di surga nanti, kini saya diberi juga amanah si kecil yang baru berusia 5 bulan. Alhamdulillah...
Dan kini saya berusaha untuk terus menyayangi anak yatim dan dhuafa. Dan saya mohon doa dari Ustadz Yusuf dan para pembaca agar tetap istiqomah dalam kebenaran, karena di instansi pemerintah korupsinya gila-gilaan.
Doakan saya agar tidak ikut terjerumus ya....dan mudah-mudahan ini bukanlah musibah untuk saya. Amin....r.astria@yahoo.com (Sumber:

Penipuan Kian Marak di Facebook

Penipu makin intensif menggunakan Facebook sebagai ladang penipuan. Penipu bahkan berani menargetkan korbannya dari keluarga militer.

Kepolisian di San Francisco mengatakan kakek-nenek dari personel militer AS telah ditipu hingga ribuan dolar berkat informasi yang dirangkum dari Facebook.

"Grandma Scam" versi teknologi tingkat tinggi itu meningkat dengan tajam, di mana penipu menggunakan Facebook untuk mengidentifikasikan kakek-nenek yang memiliki anggota keluarga militer.

Penipu kemudian menelepon kakek-nenek itu dan berpura-pura menjadi cucu mereka yang mengatakan akan segera pulang dari tugasnya dan ingin memberikan kejutan kepada orang tuanya.

Penipu mengatakan ia membutuhkan kiriman uang karena mobil temannya rusak. Jika kakek-nenek tersebut setuju, maka uang tersebut langsung diterima dan diatur masuk ke rekening para penipu.

"Uang mereka diambil dengan alasan percaya jika cucu mereka akan segera pulang dari perang," kata Sersan Lyn Tomioka, humas dari kepolisian San Francisco. (Sumber: inilah.com)

Dasar Overclocking 2

Overclock Aman dengan Multiplie

Sebelumnya pernah dibahas tentang bagaimana bentuk hubungan antara FSB dengan memory. Setelah mengetahui hubungan keduanya, barulah kita bisa melakukan overclocking pada prosesor.

Dengan mudahnya detikINET 'menarik' Intel core i7 965 dari kecepatan standar 3,2GHz menjadi 4GHz hanya dengan menaikkan kecepatan FSB, itu pun karena dibatasi oleh pendingin prosesor yang masih standar.

Memang sejatinya Intel Core i7 965 sudah memiliki kecepatan yang sangat memadai untuk menjalankan aplikasi terberat sekalipun. Kecepatan yang tinggi tersebut tentunya tidak luput juga dari jumlah Multiplier yang dimilikinya. Apa itu Multiplier?

Muliplier adalah suatu rasio antara clock internal prosesor dengan clock eksternalnya, rasio itupun dapat diubah untuk menentukan kecepatan prosesor. Misalnya, Intel Core i7 965 memiliki Multiplier 24 dengan FSB 133MHz. Ini berarti prosesor tersebut memiliki kecepatan default 24 X 133MHz = 3192 MHz atau sama dengan 3,2 Ghz.

Namun perlu diketahui tidak semua prosesor memiliki Multiplier yang dapat dinaikkan (unlock Multiplier), malah sebagian besar prosesor yang beredar kini hanya dapat diturunkan Multipliernya (Multiplier Lock).

Menaikkan jumlah Multiplier adalah suatu overclocking yang sangat aman untuk dilakukan, karena perubahannya tidak akan berdampak pada melonjaknya kecepatan FSB ataupun memory.

Dengan kombinasi yang tepat antara kecepatan FSB, memory dan jumlah Multiplier, maka para overclocker akan mendapatkan kecepatan prosesor yang optimal.

Lalu apa hanya cukup sampai di situ? tentu tidak.
Jika kombinasi tersebut masih dirasakan kurang, para pengguna masih dapat menaikkan jumlah Voltase. Ada dua jenis Voltase dalam komputer, vCore, adalah sebutan Voltase untuk prosesor dan vDIMM sebutan Voltase untuk memory. Namun, menaikkan jumlah Voltase memiliki risiko yang jauh lebih besar jika dibandingkan dengan menaikkan Multiplier atau pun FSB.

Menaikkan Voltase semata-mata hanya perlu dilakukan jika sistim tidak berjalan dengan baik akibat overclocking yang berlebih.

Kesimpulannya, untuk melakukan overclocking bukanlah perkara sulit, tetapi tetap saja mengandung risiko yang dapat menyebabkan kerusakan pada hardware.

Apalagi, para vendor komputer tidak memberikan garansi untuk kerusakan akibat overclock, benar-benar sebuah mimpi buruk jika itu sampai terjadi.

Hal itu tentunya bisa dicegah jika pengguna tidak melakukan overclock berlebihan, yang artinya komputer tetap stabil, temperatur tidak berlebihan atau kenaikan kecepatan yang tidak terpaut jauh dari kondisi semula. (Sumber: detikinet.com)

Dasar Overclocking 1

Pacu Performa Komputer dengan Overclock

Mungkin kita sudah sering mendengar istilah overclock, tapi mungkin sebagian dari kita belum tahu apa itu sebenarnya overclock? secara garis besar overclock dapat diartikan sebagai mengoperasikan perangkat melebihi standar yang telah diterapkan oleh pembuatnya. Beberapa perangkat keras yang kerap menjadi 'korban' para overclocker-- sebutan bagi para pelaku overclock-- adalah prosesor, kartu grafis, dan memory RAM.

Meng-overclock sebuah perangkat bukanlah tanpa risiko. Hardware yang menjadi korban overclock bisa saja mengalami kerusakan yang fatal. Apalagi jika akan digunakan untuk menunjang aplikasi sehari-hari, tentunya umur dari perangkat tersebut akan semakin singkat.

Lalu kenapa perlu melakukan overclock? Dengan melakukan overclock pengguna akan mendapatkan ekstra performa dari perangkat yang telah digunakan. Hal itulah yang akhirnya mendorong para pengguna komputer dengan dana terbatas untuk melakukan overclock.

Kini overclock bukan hanya saja menjadi solusi hemat untuk meningkatkan performa komputer, namun makin mengarah ke seni, hobi dan memuaskan rasa penasaran. Hal itu makin diperkuat dengan makin maraknya kompetisi overclock di Indonesia. Bukan hanya untuk unjuk kebolehan, tetapi terkadang sekadar untuk memuaskan hasrat ingin tahu.

Bagaimana Awal Melakukan Overclocking?

Untuk dapat memaksimalkan overclocking diperlukan beberapa pendukung, misalnynya jika pengguna ingin melakukan overclk prosesor, tentunya hal tersebut juga harus diimbangi oleh sebuah pendingin ekstra maupun motherboard yang memadai.

Untuk percobaan kali ini detikINET akan coba melakukan overclocking ringan, dengan menggunakan Core i7 965 sebagai 'korban'-nya. Pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah Front Side Bus (FSB).

FSB dapat dikatakan sebagai kecepatan komunikasi antara prosesor dengan memori. Menaikkan kecepatan FSB adalah tehnik dasar untuk melakukan overclocking. Pengguna dapat menentukan sendiri kecepatan FSB melalui BIOS, tentunya hal tersebut harus didukung dengan motherboard yang memadai.

Perlu diketahui, FSB memiliki kecepatan yang sangat erat hubungannya dengan memori. Tidak peduli jika pengguna menggunakan jenis memori DDR1, DDR2 ataupun DDR3 kecepatan memori akan selalu 2 kali lipat dari kecepatan FSB. Walaupun ada beberapa motherboard yang menerapkan rasio perbandingan 1 banding 1,33.

Misalnya DDR2 800, hal ini dapat asumsikan bahwa kecepatan FSB berada pada 200MHz. Kenapa begitu? Karena memori selalu berlari 2 kali lebih cepat daripada FSB, yaitu 400MHz, sedangkan makna DDR sendiri adalah Double Data Rate, yang berarti kecepatan memori kembali ditingkatkan menjadi 2 kali lipat. (Sumber: detikinet.com)