Rabu, November 04, 2009

Astronom Temukan Kerangka Semesta

Para astronom di Chili dan Jepang untuk pertama kalinya berhasil melihat jaringan kosmik dari galaksi yang memperkuat alam semesta sekitar tujuh miliar tahun cahaya dari bumi.

Dilihat melalui teleskop paling kuat, penemuan itu merupakan pengamatan pertama dari struktur galaksi di kejauhan alam semesta, dan memberikan wawasan lebih lanjut jaringan kosmis dan bagaimana terbentuk," kata Observatorium Selatan Eropa (ESO).

Perakitan galaksi jutaan tahun cahaya menujukkan kerangka alam semesta," katanya.

"Galaksi berkumpul di sekitar mereka, dan membentuk kelompok galaksi di persimpangan, bersembunyi menunggu seperti laba-laba raksasa untuk mencerna lebih banyak," katanya.

Filamen terletak sekitar 6,7 miliar tahun cahaya dan berkembang selama sekurang-kurangnya 60 juta tahun cahaya, para ilmuwan mengatakan. Strukturnya membentang di luar yang telah diselidiki dan memungkinkan pengamatan lebih lanjut.

"Ini adalah pertama kalinya kami mengamati begitu kayanya dan terkemuka struktur alam semesta," kata Masayuki Tanaka, yang memimpin penelitian itu.(Sumber: inilah.com)

Wow, Benua Afrika Akan Terbelah

Ilmuwan mengatakan aktivitas gunung berapi dapat membelah benua Afrika menjadi dua. Pembelahan itu seperti ketika Afrika berpisah dari Amerika jutaan tahun yang lalu.

Dua letusan gunung berapi pada bulan September 2005, yang menghasilkan retakan 60 kilometer di utara-timur Ethiopia, memungkinkan ilmuwan untuk meneliti lebih lanjut gerakan tektonik bumi.

Dalam penelitian yang diterbitkan di Geophysical Research Letters peneliti mengatakan retakan biasanya terjadi di dasar laut dan merupakan proses utama yang memutuskan benua secara bertahap.

Namun, laporan ini menunjukkan bahwa batas vulkanik yang sangat aktif di sepanjang tepi lempeng tektonik bisa tiba-tiba pecah dalam bagian yang besar.

"Makna dari temuan ini adalah bahwa deformasi magnetik yang besar dapat terjadi dalam beberapa hari," kata pemimpin penelitian Atalay Arefe dari Universitas Addis Ababa di Ethiopia.

Arefe dan koleganya mengatakan Afrika akan mengalami fase yang sama, seperti ketika berpisah dari Amerika jutaan tahun yang lalu.

"Biasanya, fenomena semacam itu terjadi di bawah laut, yang tidak bisa diakses dan eksperimen sulit dan mahal dilakukan. Tetapi di Afar Ethiopia, ini cukup sebagai laboratorium alam bagi kita untuk bereksperimen," kata Arefe.

Dia mengatakan retakan 60 kilometer memberikan petunjuk pada ilmuwan tentang apa yang mungkin terjadi di daerah itu di masa depan. (Sumber: inilah.com)