Senin, Oktober 05, 2009

Sedekah kepada keluarga membawa berkah

Saya adalah anak pertama dari 5 bersaudara, sejak kecil keluarga kami sangatlah berkecukupan, boleh dibilang lebih. Dimana masih ada orang di lingkungan kami belum punya tapi keluarga kami sudah memilikinya.
Namun, kesedihan mulai datang ketika saya lulus dari Aliyah, keinginan saya untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi kandas dikarenakan orang tua yang terlilit hutang dimana – mana. Akhirnya terpaksa saya harus bekerja karena adik-adik saya harus meneruskan pendidikan dasar mereka, jadi tidak mungkin jika adik – adik saya yang putus sekolah.
Awalnya saya bekerja di Pemerintahan dengan gaji Rp. 20 ribu sebulan. Sedikit memang tapi bagi saya sangat banyak dan dengan bangga gaji pertama saya berikan kepada ibu dan waktu itu ibu menangis menerima uang dari saya.
Sejak saya bekerja, ekonomi keluarga 75% menjadi beban saya termasuk biaya sekolah adik-adik dan saya melakukan dengan ihlas. Ada - ada saja rejeki yang ALLAH berikan pada saya ketika saya kesulitan tidak bisa mengasapi dapur atau membayar uang sekolah adik - adik.
Singkat cerita, saya diajak Paman saya merantau ke Flores, waktu itu Paman saya sudah tinggal di Flores dan sukses. Saya hanya membawa uang 200 ribu saja, dan uang itu saya dapatkan dari teman - teman sekantor, mereka merasa sedih karena saya harus keluar dari pekerjaan.
Sesampainya di Flores, saya mencoba melamar ke proyek air bersih bantuan Australia tapi saya tidak berharap banyak, saya hanya berdoa Ya Allah, niat saya ke Flores untuk mencari rejeki yang halal buat keluarga saya, dan waktu itu saya targetkan saya hanya akan tinggal di flores selama 1 bulan, dan jika dalam waktu 1 bulan saya tidak mendapatkan pekerjaan maka saya akan pulang kampung.
Alhamdullilah, baru 5 hari saya di Flores, mereka memanggil saya untuk interview, setelah 2 minggu mereka memanggil saya untuk bekerja dengan masa ujicoba 3 bulan dan gaji 300 ribu plus uang transport Rp. 24.500/ hari. Saya langsung sujud syukur, ternyata Allah mendengar doa saya, saya mendapatkan 10x lipat lebih dari gaji sebelumnya, dengan uang itu saya bisa membiayai sekolah adik-adik dan membantu keluarga saya. Sampai sekarang, saya tidak pernah jobless selalu mendapatkan pekerjaan (meski karyawan kontrak) dengan gaji 100 x lipat lebih dari gaji pertama saya, meski saya hanya berijazah Aliyah.
Saya sangat bersyukur pada Allah, niat saya bekerja memang ingin membantu keluarga dan bisa membantu orang - orang yang membutuhkan dari penghasilan yang saya terima. Sejak itulah, saya tidak pernah putus bersedekah kepada keluarga dan membantu orang – orang yang membutuhkan semampu saya.
Intinya dalam hidup kita harus yakin pada Allah SWT, Ihlas dalam beramal dan bersyukur dalam kondisi apapun. (Sumber: wisatahati.com)

Ponsel Motorola Miliki Tingkat Radiasi Paling Tinggi

Sebuah studi berhasil mengungkapkan beberapa ponsel yang dianggap memiliki radiasi frekuensi paling tinggi.

Dilansir melalui Big News Network, Senin (5/10/2009), The Environmental Working Group telah meneliti sekira 1.200 jenis ponsel berdasarkan jumlah emisi radiasi yang terkandung di dalamnya. Hasilnya, Motorola dan Blackberry menjadi dua dari sekian banyak ponsel yang berada di urutan paling atas.

Beberapa ponsel besutan Motorola diklaim oleh EWG sebagai ponsel yang mampu menghasilkan tingkat radiasi paling tinggi. Sedangkan Blackberry dan Apple iPhone 3G masuk ke dalam kategori smartphone dengan tingkat radiasi berbahaya.

Namun begitu, EWG juga menemukan bahwa Samsung Impression dan Motorola Razr V8 termasuk ke dalam dua dari sedikit ponsel yang dianggap aman dari radiasi.

EWG sendiri saat ini dikenal sebagai lembaga yang sedang meneliti keterkaitan antara tingkat radiasi ponsel, tumor otak dan berbagai macam penyakit lainnya.

Namun pihak Motorola mengatakan bahwa perusahaan telah menghilangkan timbulnya resiko panas dalam penggunaan ponsel produksinya. Bahkan saat ini produk-produk Motorola telah sesuai dengan panduan keamanan untuk radio-frequency energy exposure yang dibuat secara nasional maupun internasional. (Sumber: techno.okezone.com)

Allah menepati janjinya 100%

Assalaualaikum.. Cerita ini dialami oleh ibu saya. Waktu itu Ibu saya hendak pergi ke Semarang untuk bertemu dengan penyewa rumah ortu saya yg ada di Semarang, karena masa sewanya telah habis.
Singkat cerita Ibu saya berangkat dari Klaten pagi - pagi sekali naik bus. Dalam perjalanannya, beliau bersedekah dengan pecahan Rp 1.000,00 kepada tiap pengamen yang menghampiri beliau bahkan beliau juga sempat membeli beberapa barang asongan yang sebenarnya tidak begitu penting (beliau bilang kasihan).
Beliau sama sekali tidak menduga bahwa apa yang beliau lakukan akan diganti oleh Allah SWT hari itu juga. Begitu beliau tiba di Semarang, sang istri dari penyewa rumah ortu saya tersebut menyodorkan amplop. Dan bahkan orang itupun membereskan seluruh urusan rumah dari listrik, air dsb.
Setibanya ibu saya di rumah, beliau membuka amplop tersebut terkejutlah beliau melihat isi amplop tersebut yang isinya uang senilai Rp 1.000.000.
Kejadian ini mengingatkan ibu saya akan kaset ust. Yusuf `The Power Of Giving` yang kami dengarkan berdua di sela - sela waktu luang ibu saya.
Kini ibu saya semakin mantap dengan sedekah dan menjadi percaya akan keagungan Allah Azza wa jala 100%. Subbhanallah, Alhamdulillah, Allahu Akbar.
Wassalamualaikum. (Sumber: wisatahati.com)