Rabu, Juli 01, 2009

Sulap Sepatu Lama Jadi Seperti Baru Yuk!

Saat ini, sepatu-sepatu era 80-an kembali digemari. Brand sepatu seperti Nike, Adidas dan Reebok kembali mengeluarkan seri sepatu jadulnya (model kuno) dengan warna-warna yang lebih berani.

Dulu Anda mungkin sudah pernah memiliki sepatu model tersebut. Namun karena sudah lama, sepatu itu pun kotor dan usang. Ingin membuat sepatu lama Anda seperti baru kembali? Ini caranya!

Pertama-tama bersihkan sepatu Anda dengan lap dan alkohol. Tujuannya agar sepatu Anda kembali bersih dari kotoran dan mengembalikan warna aslinya.

Bagian-bagian yang sulit untuk dibersihkan seperti bagian yang sering menekuk pada saat Anda berjalan ataupun bagian yang sudah pudar, bersihkanlah dengan aseton.

Jika Anda ingin warna yang berbeda, Anda bisa mengecatnya dengan menggunakan cat akrilik yang banyak dijual di toko-toko buku. Selain itu Anda memerlukan kuas untuk mewarnai sepatu tersebut.

Tentunya dibutuhkan kemampuan khusus untuk mengecatnya sepatu lama Anda. Arah pengecatan dilakukan satu arah agar alurnya tidak berantakan.

Selain itu, dalam pengecatan, lakukanlah dengan tipis dan beberapa lapis agar hasilnya lebih maksimal. (Sumber: detikhot.com)

Mengapa Warga Malaysia Enggan Jadi Pembantu

Malaysia mulai merasakan sindrom ketergantungan pembantu asing saat Indonesia menghentikan pengiriman pekerja migran ke negeri Jiran itu. Pemerintah Malaysia ternyata mengaku sulit menarik minat warga sendiri untuk menjadi pembantu rumah tangga.

Bukannya karena banyak yang tidak mampu, melainkan banyak warga yang tak mau digaji kecil. Demikian ungkap laman harian The Straits Times, Selasa 30 Juni 2009.

Sejak tahun lalu, pemerintah sudah memperkenalkan program pelatihan bagi warga untuk menjadi "manajer rumah." Mereka dijanjikan bisa mendapat penghasilan hingga 2.000 ringgit/bulan (sekitar Rp 5,8 juta). Gaji itu empat kali lebih besar dari rata-rata gaji bulanan pembantu asal Indonesia.

Namun lembaga pelatihan Institut Karisma kepada New Straits Times mengaku bahwa para lulusan kursus menolak sejumlah lowongan kerja. Alasannya, gaji yang ditawarkan terlalu sedikit

"Saya sudah menerima sejumlah permintaan untuk disediakan manajer rumah. Namun calon majikan hanya menawarkan gaji 400 ringgit (sekitar Rp 1,1 juta) per bulan," kata Shah Amirudin Idris, manajer institut.

Dia menilai bahwa manajer rumah merupakan profesi yang lebih tinggi ketimbang pembantu rumah tangga. Namun profesi masih dipandang sama dengan pembantu rumah tangga, padahal itu merupakan pekerjaan terhormat.

Sementara itu Deputi Menteri Tenaga Kerja Maznah Mazlan Senin lalu mengatakan kepada parlemen bahwa, gaji dan kondisi kerja harus diperbaiki demi menarik minat perempuan Malaysia untuk bekerja sebagai pembantu rumah tangga.

Mazlan mengungkapkan hasil survei bahwa selama ini hanya 6,7 persen dari rumah tangga di Malaysia yang mau mengeluarkan kocek lebih dari 700 ringgit (sekitar Rp 2 juta) untuk menggaji seorang pembantu rumah tangga.

Selama ini rumah tangga di Malaysia mempekerjakan hampir 320.000 pembantu asing. Sebagian besar dari Indonesia, dan ada juga dari Filipina, Kamboja, dan Sri Lanka. Namun pemerintah berupaya mengurangi ketergantungan atas pembantu asing.

Apalagi, Indonesia sejak Jumat pekan lalu sudah menyatakan menghentikan pengiriman pekerja migran ke Malaysia sebelum adanya kesepakatan bilateral, yang akan dirundingkan pada 15 Juli mendatang.

Penghentian itu dilakukan setelah muncul kasus penganiayaan atas warga Indonesia, Siti Hadjar, oleh majikannya. Pelaku sudah didakwa awal bulan ini dengan tuduhan berkali-kali memukul Siti dengan tongkat dan menyiraminya dengan air panas. Selain itu gaji Siti berbulan-bulan tidak dibayar.

Kejadian seperti sudah berkali-kali terjadi pada warga Indonesia yang bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Malaysia. (Sumber: id.news.yahoo.com)